Senin, 30 Juni 2014

Teknologi Garis Gawang

Pedro Mendes pada 2004, Luis Garcia pada 2005, Frank Lampard pada 2010. Kontroversi mengenai garis gawang menodai sejarah sepak bola akhir-akhir ini. Perdebatannya: Gol atau tidak? Melewati garis atau tidak? entah kesalahan yang semata-mata dilakukan oleh wasit, seperti gol kontroversial Piala Dunia yang dilakukan oleh Lampard, atau pembobolan gawang oleh Garcia yang disebut “gol hantu” yang membuat Chelsea keluar dari Liga Champions, insiden sejenis sering terjadi sehingga waktu untuk menyelesaikan itu akhirnya muncul.
Saat musim Liga Primer Inggris 2013/2014 dimulai akhir pekan kemarin, semua lapangan kini menggunakan teknologi garis gawang Hawk-Eye yang dikembangkan secara khusus. Tujuannya untuk memperjelas apakah bola melewati garis gawang.
Namun bagaimana teknologi itu bekerja? Dan akankah liga dan kompetisi lain dapat menggunakannya? Kami menjawab sepuluh pertanyaan penting mengenai inovasi teknologi paling penting dalam sepak bola berikut ini...
Siapa di balik teknologi ini?        
Sistem yang digunakan oleh FA dan Liga Premier itu dibuat oleh Hawk-Eye. Perusahaan milik Sony ini telah memiliki sejarah khusus terkait teknologi olah raga. Teknologi ini digunakan sebagai bagian dari Umpire Decision Review System dalam olahraga kriket sejak 2008, saat sistem itu di tenis telah menjadi andalan pada laga WTA dan ATP sejak 2006. Teknologi itu juga telah digunakan dalam olahraga biliard, pertandingan Gaelic dan football Australia.
Versi sepak bola tersebut telah diuji secara ekstensif dan digunakan dalam pertandingan kelas rendah sepanjang 2012, sebelum mendapatkan persetujuan Liga Premier sebelumnya pada tahun ini.

Bagaimana teknologi ini bekerja?
Hawk-Eye menggunakan 14 kamera, tujuh kamera ditempatkan untuk setiap gawang dan diletakkan di seluruh stadion, biasanya tinggi di atap. Masing-masing kamera ini melacak pergerakan bola, dengan sistem yang mampu mendeteksi bola yang melintasi garis gawang bahkan jika hanya sebagian kecil dari yang terlihat.
Dalam kasus perselisihan mengenai gol, misalnya kaki yang ikut masuk ke gawang juga pemain yang menumpuk di depan gawang, sistem tersebut dapat menyatakan gol jika hanya dua dari tujuh kamera dapat melihat bola tersebut. Namun, teknologi tersebut akan menggunakan sebanyak-banyaknya kamera untuk menentukan apakah sebuah gol harus dianulir atau tidak.

 

Bagaimana wasit tahu jika terjadi sebuah gol?
Wasit akan difasilitasi dengan perangkat jam yang dirancang khusus, dibuat oleh Hawk-Eye dan sarana komunikasi stadion Adeunis. Saat dalam sedetik bola melintasi garis gawang, wasit akan melihat tanda “gol” di atas pergelangan tangannya dan dia akan memberikan keputusan yang sesuai.
Terlebih lagi, penonton pertandingan dan pemirsa TV akan mampu melihat tayangan ulang dari insiden tersebut dan data lengkap Hawk-Eye. Ini adalah sebuah perubahan besar untuk lapangan Liga Premier, yang tidak pernah memutar ulang momen kontroversial seperti keputusan offside dan diving terang-terangan, karena takut akan mendapat caci-maki dari penonton kepada pejabat lapangan. Bayangkan apa yang mereka lakukan di Lord’s dan Wimbledon dan Anda mendapatkan gambarnya.

 

Apakah akurat?
Sama seperti kriket dan tenis, Hawk-Eye mengklaim sistem sepak bolanya nyaris sempurna. Sempurna sampai ke tiap milimeter. Mereka mengatakan bahwa akurasi milimeter “memastikan bahwa tidak ada tayangan ulang yang dapat membatalkan keputusan.”
Itu adalah klaim yang sangat berani, namun yang didukung penegasannya bahwa pertengkaran soal garis gawang akan menjadi sesuatu yang usang dari musim ini dan seterusnya. Kecuali untuk komentator TV yang mencoba menganalisa setiap sudut saat insiden seperti itu terjadi di laga Liga Premier.

 

Siapa yang menggunakannya?
Pada saat ini, hanya lapangan Liga Premier dan Wembley yang sudah memasang teknologi garis gawang, dengan Hawk-Eye membuat kontrak lima tahun untuk memasang dan memelihara peralatan tersebut.
Itu berarti bahwa liga yang lebih rendah akan kehilangan pembaruan untuk saat ini, sesuatu yang memalukan mengingat Championship adalah salah satu liga Eropa yang paling banyak ditonton dan menarik. Di utara, Liga Premier Skotlandia tidak akan menggunakan teknologi garis gawang untuk waktu dekat.
Bagaimana dengan Eropa?
Tidak satupun liga di Spanyol, Italia atau di Jerman yang akan menggunakan teknologi garis gawang untuk musim ini. Terlebih lagi, pertandingan Liga Champions juga tidak akan menggunakan teknologi ini, menandakan bahwa klub-klub Inggris akan mendapat keuntungan dari Hawk-Eye di kandang, namun melihat beberapa gol tidak akan diakui saat bermain di Eropa.
Sebaliknya, UEFA menetapkan kebijakan menambahkan dua penjaga garis gawang di pertandingan Liga Eropa dan Liga Champions. Kepala organisasi itu, Michel Platini, menentang teknologi tersebut digunakan dalam sepak bola.
Apakah teknologi ini akan digunakan di Piala Dunia?
Teknologi garis gawang akan digunakan dalam Piala Dunia 2014. FIFA sudah menerima ide tersebut, didasari oleh gol kontroversial Fank Lampard yang dianulir saat Inggris dikalahkan Jerman di Afrika Selatan pada 2010.
Namun, mereka tidak akan menggunakan sistem Hawk-Eye, badan sepak bola dunia itu memilih sistem yang dibuat oleh perusahaaan Jerman, Goal Control.
Jadi apakah ada alternatif lain yang lebih baik dari Hawk-Eye?
Hawk-Eye hanya salah satu dari empat sistem yang ditawarkan untuk kontrak dengan Liga Premier, serta kesepakatan untuk menangani teknologi garis gawang di Piala Dunia tahun depan di Brazil. Selain GoalControl 4D dari GoalControl, sistem dari GoalRef dan CAIROS juga telah diuji.
GoalControl 4D serupa dengan Hawk-Eye, menggunakan satu set yang terdiri dari tujuh kamera per gawang untuk mendeteksi apakah sebuah bola melintasi garis gawang. Teknologi tersebut juga mengantarkan pesan kepada jam tangan wasit untuk mengonfirmasi apakah sebuah gol sudah dicetak.
Apakah sistem yang lain menawarkan perbedaan?
GoalRef dan CAIROS mengambil pendekatan berbeda dari Hawk-Eye dan GoalControl 4D. GoalRef menggunakan medan magnetik, yang membentang di seluruh gawang. Bola harus dilengkapi dengan sirkuit elektronik khusus, yang mengubah kondisi medan magnet saat bola melintasi gawang. Saat software mendeteksi ini, wasit mendapatkan pesan dari jam tangannya yang memberitahunya bahwa sebuah gol telah dicetak.
CAIROS, sebagian dikembangkan oleh Adidas, menggunakan prinsip serupa. Kedua teknologi ini telah mendapatkan persetujuan FIFA, menandakan bahwa teknologi tersebut dapat digunakan dalam turnamen berikutnya.
Teknologi berikutnya?
FIFA mengatakan bahwa teknologi ini adalah akhir dari teknologi dalam sepak bola. Namun, dengan adanya banyak kamera saat ini di stadion, tampaknya hanya masalah waktu sebelum kita mulai melihat tayangan ulang instan digunakan untuk membantu wasit membuat keputusan sulit, seperti offside dan pelanggaran.
Ketua baru FA, Greg Dyke, baru-baru ini mengatakan bahwa penggunaan banyak teknologi dalam sepak bola adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. “Saya percaya saat kita melihat kembali 25 tahun ke belakang, kita akan mengatakan, ‘Itu hanya awal’,” katanya, berbicara tentang pengenalan Hawk-Eye untuk kemenangan Manchester United atas Wigan di Community Shield. “Saya pikir penggunaan lebih banyak teknologi video untuk membantu wasit adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.”
Namun, diragukan jika UEFA atau FIFA akan tertarik mendukung Dyke.

Sumber : http://berita.plasa.msn.com/teknologi/ulasan-teknologi-garis-gawang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar