Dengan alasan rendahnya penjualan dan biaya produksi
yang terlalu tinggi, Motorola dikabarkan akan menutup pabriknya di Fort Worth,
Texas Utara, akhir tahun ini. Pabrik tersebut belum setahun beroperasi dan
dibangun untuk memproduksi Moto X. Saat itu, Motorola yang baru saja diakuisisi
Google mengggembar-gemborkan bahwa pabrik tersebut akan menjadi pabrik pertama
yang digunakan untuk memproduksi smartphone di Amerika Serikat meskipun sudah
diketahui bahwa biaya produksi di negara Paman Sam tersebut akan sangat tinggi.
Padahal dalam setahun terakhir, Motorola cukup
sukses menghadirkan dua smartphone terbarunya, Moto G dan Moto E. Terobosan
Motorola dalam menghadirkan smartphone berkualitas namun berharga terjangkau
tersebut cukup mendapat sambutan positif dari pasar.
Pabrik tersebut pernah mempekerjakan 3800 pegawai
namun kini hanya menyisakan 700 orang pegawai saja yang mengerjakan pesanan
Moto X. Pabrik itu sendiri dijalankan oleh Flextronics International Ltd.
perusahaan asal Singapura yang dikontrak Google untuk mengoperasikannya. Google
menampik bahwa penutupan pabrik tersebut terkait dengan perpindahan tangan
Motorola ke Lenovo.
Menurut Rick Osterloh, Presiden Motorola kepada Wall
Street Journal, Motorola mengakui bahwa pasar Amerika Utara sangat berat. Hal
tersebut memang masuk akal karena memproduksi piranti di Amerika Serikat memang
tidak murah sama sekali. Dan perusahaan tersebut saat ini tengah fokus untuk
merilis piranti untuk kelas pemula yang notabene berharga terjangkau. Untuk
Moto G saja ‘hanya’ dibanderol dengan harga US$219, sedangkan Moto E dibanderol
dengan harga yang lebih murah lagi, yakni US$129. Kedua smartphone tersebut
meraih banyak sukses di negara berkembang seperti India dan negara Asia
lainnya. Konsep dari smartphone tersebut memang dibuat di Amerika Serikat dan
banyak ponsel lainnya yang didesain di sana. Perakitan menjadi tahap akhir dari
proses produksi, namun dengan pabrik di Amerika Serikat, Motorola bisa
memberikan stempel ‘Made in the USA’ untuk smartphonenya. Biaya tersebut
membengkak untuk chip, baterai dan display yang sebenarnya dibawa dari Asia
sehingga jika dinalar memproduksi smartphone tersebut di Amerika Serikat
menjadi tidak masuk akal.
Dalam keterangannya Google menyatakan, bahwa mereka
masih akan memproduksi smartphone di pabriknya tersebut, namun hanya akan
membuat piranti yang sudah dipesan dan akan dibuat lalu didistribusikan ke
semua tempat di Amerika Serikat dalam waktu lima hari. Direncanakan, Motorola
Mobility akan melanjutkan mengembangkan Moto X di Brazil dan Cina agar ongkos
tenaga kerja dan pengapalan tidak terlalu tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar