Sabtu, 07 Juni 2014

Pabrik Motorola Di Tezas Di Tutup

Dengan alasan rendahnya penjualan dan biaya produksi yang terlalu tinggi, Motorola dikabarkan akan menutup pabriknya di Fort Worth, Texas Utara, akhir tahun ini. Pabrik tersebut belum setahun beroperasi dan dibangun untuk memproduksi Moto X. Saat itu, Motorola yang baru saja diakuisisi Google mengggembar-gemborkan bahwa pabrik tersebut akan menjadi pabrik pertama yang digunakan untuk memproduksi smartphone di Amerika Serikat meskipun sudah diketahui bahwa biaya produksi di negara Paman Sam tersebut akan sangat tinggi.

Padahal dalam setahun terakhir,  Motorola cukup sukses menghadirkan dua smartphone terbarunya, Moto G dan Moto E. Terobosan Motorola dalam menghadirkan smartphone berkualitas namun berharga terjangkau tersebut cukup mendapat sambutan positif dari pasar.

Pabrik tersebut pernah mempekerjakan 3800 pegawai namun kini hanya menyisakan 700 orang pegawai saja yang mengerjakan pesanan Moto X. Pabrik itu sendiri dijalankan oleh Flextronics International Ltd. perusahaan asal Singapura yang dikontrak Google untuk mengoperasikannya. Google menampik bahwa penutupan pabrik tersebut terkait dengan perpindahan tangan Motorola ke Lenovo.

Menurut Rick Osterloh, Presiden Motorola kepada Wall Street Journal, Motorola mengakui bahwa pasar Amerika Utara sangat berat. Hal tersebut memang masuk akal karena memproduksi piranti di Amerika Serikat memang tidak murah sama sekali. Dan perusahaan tersebut saat ini tengah fokus untuk merilis piranti untuk kelas pemula yang notabene berharga terjangkau. Untuk Moto G saja ‘hanya’ dibanderol dengan harga US$219, sedangkan Moto E dibanderol dengan harga yang lebih murah lagi, yakni US$129. Kedua smartphone tersebut meraih banyak sukses di negara berkembang seperti India dan negara Asia lainnya. Konsep dari smartphone tersebut memang dibuat di Amerika Serikat dan banyak ponsel lainnya yang didesain di sana. Perakitan menjadi tahap akhir dari proses produksi, namun dengan pabrik di Amerika Serikat, Motorola bisa memberikan stempel ‘Made in the USA’ untuk smartphonenya. Biaya tersebut membengkak untuk chip, baterai dan display yang sebenarnya dibawa dari Asia sehingga jika dinalar memproduksi smartphone tersebut di Amerika Serikat menjadi tidak masuk akal.

Dalam keterangannya Google menyatakan, bahwa mereka masih akan memproduksi smartphone di pabriknya tersebut, namun hanya akan membuat piranti yang sudah dipesan dan akan dibuat lalu didistribusikan ke semua tempat di Amerika Serikat dalam waktu lima hari. Direncanakan, Motorola Mobility akan melanjutkan mengembangkan Moto X di Brazil dan Cina agar ongkos tenaga kerja dan pengapalan tidak terlalu tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar