Hasil kerja
keras CEO baru BlackBerry, John Chen, yang merombak habis-habisan
perusahaannya, sedikit-demi sedikit membuahkan hasil yang positif. BlackBerry
secara tak terduga berhasil mencatatkan laba bersih pada kuartal fiskal pertama
yang berakhir pada 31 Mei lalu.
BlackBerry
dilaporkan berhasil memperoleh laba bersih mencapai US$ 23 juta pada kuartal
pertama. Hasil ini jauh lebih baik ketimbang kuartal pertama tahun lalu yang
justru merugi sebesar US$ 84 juta, dan mencatatkan kerugian di tahun 2013
mencapai US$ 423 juta.
Ini
baru langkah awal yang dilakukan BlackBerry setelah melakukan pengurangan beban
operasional besar-besaran di sana-sini. Di antaranya, mulai dari memotong
jumlah ribuan karyawannya hingga menjual sebagian aset propertinya di Kanada.
Posisi kas BlackBerry pun mulai membaik dari US$ 2,7 miliar pada kuartal empat
2013 menjadi US$ 3,1 miliar.
Kendati demikian, masih “banyak
yang harus dikerjakan” BlackBerry dalam beberapa bulan mendatang, ungkap
Chen. Pasalnya, seperti dikutip dari Wall Street Journal,
mereka juga mesti mengembalikan hasil pendapatannya setelah jatuh 69 persen
menjadi US$ 966 juta.
Saat
ini, pendapatan terbesar BlackBerry ditopang oleh bisnis layanan enterprise
yang menyumbang 54 persen, lalu diikuti hardware (smartphone) 39 persen, dan 7
% dari software. Hasil ini sejalan dengan strategi bisnis yang mulai dijalankan
Chen agar BlackBerry lebih fokus di bisnis non-hardware.
Untuk
bisnis smartphone sendiri, pihaknya hanya berhasil menjual 2,6 juta unit
handset atau turun dari 3,4 juta unit pada kuartal sebelumnya. Yang cukup
mengejutkan ialah penjualan smartphone seri BlackBerry 10 jauh lebih banyak
dibanding BlackBerry 7 dengan perbandingan 65 % dan 35 persen. Padahal di
kuartal sebelumnya, yang terjadi adalah sebaliknya. Pihaknya mengatakan,
penjualan smartphone BlackBerry 10 terbarunya, Z3 ternyata telah melebihi
ekspektasi pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar